KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun. Selawat serta salam tercurahkan selalu kepada junjungan nabi besar muhammad SAW, karena beliau yang telah membawa manusia dari zaman kebodohan menuju zaman modern yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak Redi Nugraha, S.Pd selaku dosen mata kuliah bahasa Indonesia, mudah – mudahan ilmu yang bapak berikan kepada saya khusunya dan umumnya kepada kami semua bermanfaat.
Penyusunan makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah bahasa Indonesia.
Namun penyusun tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersipat konstruktif sehingga bisa menjadi acuan dalam penyusunan makalah ini dapat bermanpaat.
Panggarangan, ..................................
Penulis
DAFTAR ISI
hal
KATA PENGANTAR .............................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 2
A. Ragam Bahasa Baku Dan Tidak Baku .......................... 2
B. Ejaan Yang Disempurnakan ...................................... 2
BAB III PEMECAHAN MASALAH ............................................... 3
3.1 Bahasa Baku Dan Tidak Baku .......................................... 3
3.2 Ejaan Yang Disempurnakan ............................................ 3
3.3 Ejaan Dalam Pristilahan ..................................... 5
BAB IV PENUTUP.................................................................... 6
Kesimpulan ........................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kaitannya dengan bahasa yang kita gunakan sehari – hari, tidak luput dari bahasa baku dan tidak baku. Dewasa ini seperti yang kita keatahui, bahwasanya masyarakat sulit membedakan bahasa baku dan tidak baku. Masyarakat lebih cenderung kepada bahasa tidak baku bahkan lebih banyak menggunakan bahasa – bahasa gaul di bandingkan dengan bahasa baku.
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis memandang perlu menyusun makalah ini dengan diterbelakangi perlu menyusun makalah ini dengan di latarbelakangi bahwa kajian sumber yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan atau wawasan kepada khalayak umum tentang bahasa baku dan tidak baku serta ejaan yang di sempurnakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan yang sebelumnya dipaparkan maka kajian dipokuskan kepada permasalahn :
1. Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa baku dan tidak baku?
2. aspek – aspek apa saja yang ada dalam sistem ejaan
3. menjelaskan apa yang ada dalam ejaan dalam peristilahan
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dan aksud penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui salah satu tugas mata kuliah bahasa Indonesia semester ganjil 2009
2. Untuk mengetahui bahasa baku dan tidak baku serta ejaan yang disempurnakan.
3. untuk mengetahui lebih dalam tentang ejaan yang disempurnakan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ragam Bahasa Baku Dan Tidak Baku
Ragam bahasa baku adalah ragam yang lembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakai bahasan sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaanya. Sedangkan Ragam bahasa tidak baku adalah kata yang cara pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi kaidah – kaidah umum tersebut.
Ciri – ciri ragam baku
1. Kemantapan Dinamis
Adalah bahasa yang mantap sesuai dengan kaidah yang berlaku tetapi tidak kaku.
2. Cendikia
Dipakai pada situasi – situasi resmi
3. Seragam
Yaitu pembakuan bahasa adalah proses penyeragaman bahasa
B. Ejaan Yang Disempunakan
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, ejaan republik.
Menurut Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai (2002 : 170) : ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambang – lambang itu (pemisah dan penggabungan dalam satu bahasa).
Selanjutnya departemen pendidikan dan kebudayaan menyebarluaskan buku panduan pemakaian berjudul “pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan”.
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
3.1 Bahasa Baku Dan Tidak Baku
3.1.1 Menggunakan Kata Baku Dan Tidak Baku
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah atau ragam bahasa Indonesia yang telah ditentukan dan disetandarkan.
Perhatikan kalimat – kalimat tersebut !
1. Dia bilang, “ibu rani meninggal karena kecelakaan lalu lintas”.
2. Dia ngga mau mengakui kesalahannya.
3. Bukan pebruari ini ia harus menghadiri seminar di jakarta.
Kalimat – kalimat diatas menggunakan kata – kata tidak baku. Bentuk baku dari kata – kata tersebut adalah berkata, pebruari dan tidak.
3.2 Ejaan Yang Disempurnakan
3.2.1 Sistem Ejaan
Dalam suatu bahasa sistem ejaan lazimnya mempunyai tiga aspek yaitu :
1. Aspek Ponologis
Aspek ini menyangkut pelambangan fonem dengan huruf dan penyusunan abjad.
2. Aspek Morfologis
Aspek ini menyangkut pelambangan satuan – satuan morfemis.
Morfologis atau kata bentuk adalah bagian dari kata dan segala hal proses pembentukannya. Dalam morfologi unit terkecil yang mempunyai makna dan tugas ialah morfem. Morfem terbagi 2 yaitu :
- Morfem bebas
- Morfem terikat
3. Aspek Sintoksis
aspek ini menyangkut pelambangan ujaran dengan tanda baca.
Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek, yaitu :
1. Pemakaian huruf
a. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia :
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z.
|
b. Pemenggalan Kata
c. Gabungan Huruf Konsonan
2. Penulisan Huruf
a. Huruf Kapital
- Dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat
- Dipakai sebagai huruf pertama pada petikan langsung
- Dipakai sebagai huruf pertama nama orang
- Dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan
Selain itu juga huruf kapital bisa dipakai di harap pertama yang lainnya.
b. Huruf Miring
- Menuliskan nama buku, majalah dan lain – lain
- Menuliskan kata nama – nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.
3. Penulisan unsur serapan
4. Penulisan kata
5. Pemakaian tanda baca
3.4 Ejaan Dalam Pristilahan
3.4.1 Ejaan Fonemik
Penulisan istilah pada umumnya berdasarkan ejaan fonemik : artinya hanya satu bunyi yang berfungsi dalam bahasa indonesia yang dilambaangkan dengan huruf.
3.4.2 Ejaan Etimologis
Untuk menegaskan makna yang berbeda, istilah yang homonim dengan kata lain dapat ditulis dengan mempertimbangkan etimologinya, yakni sejarahnya, sehingga bentuknya berlainan walaupun lafalnya mungkin sama.
3.4.3 Transliterasi
Pengerjaan istilah dapat juga dilakukan menurut aturan kansliterasi yakni penggantian huruf demi huruf, dari huruf abjad yang satu keabjad yang lain, lepas dari bunyi lafal yang sebenarnya.
3.4.4 Ejaan Nama Diri
Ejaan nama dir, termasuk merek dagang, yang didalam bahasa aslinya ditulis dengan huruf latin tidak aberubah.
3.4.5 Penyesuaian Ejaan
Dalam perkembangannya, bahasa indonesia menyerap unsur berbagai bahasa lain.
Pertama unsur – unsur yang sudah lama terserap ke dalam bahasa indonesia yang tidak perlu lagi diubah ejaannya.
Kedua unsur asing yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia.
3.4.6 Penyesuaian Huruf Gugus Konsonan Asing
Huruf gugus konsonan pada istilah asing yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indoensia.
3.4.7 Penyesuaian imbuhan asing
3.4.8 Penyesuaian akhir
3.4.9 Penyesuaian awalan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
- Ragam bahasa baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat
- EYD adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972.
DAFTAR PUSTAKA
tt. 2001. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung : Yrama Widya
http. Ensiklopedi. 2000
Drs. Ganda Asep Dkk. 1994. Bahasa Indoensia Untuk SLTP Kelas III. PT Pribumi Mekar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar