Pages

Kamis, 12 Agustus 2010

pantun putus cinta

Anak kera mencuri manggis

Matanya pedih kena jelatang

Awak tertawa hati menangis

Karena kekasih dibawa orang

-


Mabuklah orang dalam perahu

Ombak besar setinggi rumah

Mabuklah abang memendam rindu

Adik kudengar pergi menikah

-

Baik berburu di malam hari

Bersuluh bulan dengan bintang

Adik kucumbu di dalam mimpi

Tubuhmu sudah ditangan orang


-

Untuk apa orang ke hulu

Kalau klek sudah berlubang

Untuk apa hamba menunggu

Kalau adik sudah bertunang

-

Hari minggu jalan ke pasar

Disana belanja membeli udang

Hatiku pilu rasa terbakar


Bunga kupuja dipetik orang

-

Habislah buah pisang nangka

Pisang serawak tegak sebatang

Habislah tuah hilanglah muka

Pinangan awak ditolak orang

-

Fajar subuh sudahlah terbit

Tanda hari menjelang siang


Terbakar tubuh dadaku sakit

Adinda kini dipinang orang

-

Galah bukan sebarang galah

Galah orang pemanjat pinang

Salah bukan sebarang salah

Salah abang lambat meminang

-

Buluh cina berwarna kuning


Tegak lurus dengan kokohnya

Karena adik sudah berpaling

Badanku kurus menanggung duka

-

Sudahlah makan tidak berkuah

Nasi yang ada terasa kurang

Sudahlah badan tidak bertuah

Kekasih pula dilarikan orang

-


Bagaimana padi tidakkan basah

Pagi petang dilimbur pasang

Bagaimana hati tidakkan patah

Kekasih hilang direbut orang

-

Diam-diam orang berkayuh

Karena takut dikejar buaya

Saban malam abang mengeluh

Karena adik sudah berpunya


-

Jatuh bangkit orang berburu

Mengejar kijang kesana sini

Tubuhku sakit tulangpun ngilu

Mendengar abang sudah berbini

-

Jatuh tupai salah melompat

Bekejar naik ke batang pinang

Tubuhku lunglai patah semangat


Mendengar adik dipinang orang

-

Beras padi diindang orang

Supaya tahu mana antahnya

Belas hati memandang abang

Adik ditunggu sudah berpunya

-

Belilah aruan serta belanak

Dapat dipindang sesudah bersih


Hati menyetan dadaku bengkak

Melihat abang berpindah kasih

-

Bulan sabit diambang petang

Makin dipandang semakin indah

Sudah senasib abang yang malang

Hendak meminang adik lah nikah

-

Bulan sabit di langit tinggi


Sayup-sayup mata memandang

Sudahlah nasib celaka diri

Adik kucinta dipinang orang

-

Dari teluk berjalan pulang

Naik kerumah sudahlah senja

Hatiku remuk bukan kepakang

Adik tercinta sudah berpunya

-


Kemana lagi membawa ketupat

Bunga sekaki sudahlah layu

Kemana lagi adik bermanja

Kanda kunanti tak mahu tahu

-

Bulan haji bulan mulia

Besar kecik tiada terbilang

Rasakan mati badan sebelah

Mendengar adik dipinang orang


-

Batang nangka putik sejari

Rebah ke tanah lapuk terbuang

Abang menyangka adik sendiri

Rupanya sudah duduk bertunang

-

Bagaimana bunga kan jadi mekar

Kalaulah kumbang sudah menyeri

Bagaiman hamba memberi kabar


Kalaulah abang sudah beristeri

-

Benang ditenun berhari-hari

Lambat laun menjadi kain

Abang melamun gila menanti

Adik lah kawin ke orang lain

-

Beras bukan sebarang beras

Beras ditumbuk membuang antah


Panas bukan sebarang panas

Panas menengok abang menikah

-

Banyaklah upih dicari orang

Untuk pembungkus lempuk durian

Hendak kupilih kekasih orang

Mabuklah hamba duduk sendirian

-

Bangau bukan sembarang bangau


Bangau putih berparuh panjang

Risau bukan sembarang risau

Risau kekasih direbut orang

-

Jikalau kumbang sudah menyeri

Tentulah kelopaknya menjadi layu

Kalaulah abang sudah beristeri

Tentulah adik kan kuberi tahu

-


Apa guna kacang direndang

Bila masak direndam lagi

Apa guna abang meminang

Bila isteri sudah beranak

-

Batang pinang sudahlah patah

Tak lama lagi tentulah rubuh

Orang kusayang sudah menikah

Kemana lagi dagang berlubang


-

Alangkah elok naik perahu

Di sana mudah mencari angin

Abanglah bujuk adik tak mau

Rupanya ada janji yang lain

-

Bagaimana titi takkan terendam

Hujan lebat semelah hulu

Bagaimana kami takkan berdendam


Tuan lah dapat pasangan baru

-

Bagaimana kita hendak berhenti

Karena di jalan orang curiga

Bagaimana hamba hendak berjanji

Karena tuan memandang harta

-

Badik diasah berulang kali

Untuk berperang melawan musuh


Adik gelisah mengenang janji

Kutengok abang kian menjauh

-

Bagaimanalah kita hendak berunding

Orang berbantah setiap hari

Bagaimana hamba hendak disunting

Abanglah sudah beranak isteri

-

Bagaimana kita hendak melangkah


Tulang sendiri terasa goyang

Bagaimana hamba hendak menikah

Abang lah menjadi laki orang

-

Tali kecapi disebut orang

Bila dipetik bunyinya nyaring

Hati ku ini mabuk kepayang

Karena adik sudah berpaling

-


Bagaimana kita hendak berlayar

Ombak besar memecah tebing

Bagaimana hamba hendak bersabar

Kudengar abang sudah berpaling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text